Baca Juga
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Kami dari pelajar DIY angkatan 2017 yang tahun ini akan segera meninggalkan bangku SMA/sederajat mengucapkan terima kasih atas berbagai macam dukungan yang telah diberikan untuk kami menimba ilmu di kota pelajar ini.
Penggalan kalimat di atas tertera dalam secarik kertas yang kini dipegang para pengguna jalan di area Titik Nol Yogyakarta.
Satu per satu kertas tersebut diberikan belasan anak dengan seragam putih abu-abu untuk para pengendara motor yang sedang berhenti di lampu merah, maupun lalu lalang pejalan kaki yang melewati kawasan tersebut.
Tak cukup dengan kertas yang berisi ungkapan terimakasih, rasa syukur, permohonan maaf, dan doa, di tangan mereka pula belasan susu yang dikemas dalam kantong plastik dibagikan secara gratis untuk masyarakat Yogyakarta.
Mereka adalah siswa siswi dari 38 SMA se-DIY yang bergabung menjadi satu untuk merayakan pesta kelulusan mereka.
Bukan dengan konvoi, mereka justru ajeg memilih melangsungkan kegiatan yang dinamakan Sungkeman 2017.
Bayu Prayuda, satu di antara siswa yang berasal dari SMAN 2 Yogyakarta mengatakan bahwa melalui Sungkeman 2017 mereka selaku pelajar bisa bernagsur-angsur mengembalikan citra pelajar di DIY, yang akhir-akhir ini tercoreng dengan rentetan aksi kekerasan yang melibatkan pelajar.
"Padahal yang melakukan klitih hanya minoritas saja. Tapi yang kena jeleknya semua pelajar. Dengan ini, semoga masyarakat yang menganggap pelajar citranya buruk, bisa berubah opininya," terangnya di sela-sela kegiatan Sungkeman 2017, Selasa (2/5/2017).
Bayu menambahkan bahwa acara yang tidak hanya melibatkan siswa kelas XII dari sebuah SMA, melainkan gabungan dari puluhan sekolah tersebut adalah wujud kekompakan dan bersatunya pelajar di DIY.
Bila selama ini dianggap pelajar antarsekolah memiliki masalah bahkan berseteru, acara Sungkeman 2017 ini pun seolah mengatakan kepada semua pihak bahwa mereka adalah pelajar yang menjunjung tinggi perdamaian.
Sementara itu, seorang wanita berusia lanjut, Nur Hajami, yang mendapatkan susu dari aksi bagi-bagi tersebut mengapresiasi positif kegiatan yang dilangsungkan muda-mudi di DIY tersebut.
"Bagus ya ini. Saya dulu mantan guru. Ini kegiatan positif, anak-anak tertib. Pesan saya jangan konvoi," ujarnya.
Ketua Panitia Sungkem 2017, Mohammad Iqbal Aryana menerangkan bahwa istilah sungkeman yang berasal dari Bahasa Sansekerta dipilih untuk mewakili aktivitas mereka yakni melakukan bakti terakhir selepas lulus dari bangku SMA.
"Ini (aksi) diikuti 2.000 pelajar SMA dari 38 sekolah se-DIY. Uang untuk membeli susu dan nasi berasal dari donasi para pelajar. Total terkumpul sekitar Rp 22 juta," urainya.
Selain untuk membeli nasi dan juga susu yang dibagikan langsung ke masyarakat di 11 titik, sisa uang tersebut akan diserahkan pada Program Pendidikan Tepian Negeri Aksi Cepat Tanggap.
Siswa yang berhasil lulus dari SMAN 1 Yogyakarta dan sudah diterima sebagai mahasiswa di sebuah Universitas di Jepang tersebut berharap, dengan Sungkeman 2017 serta acara serupa bisa membuat pelajar di DIY bersatu.
"Harapannya pelajar DIY bisa bersatu dan dapat mengurangi corat-coret serta berita negatif yang beredar di masyarakat," tambahnya.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni Sungkem 2016, tahun ini Sungkem 2017 hadir dengan mengusung tema baru yakni Satunggaling Meera Ing Handarbeni.
Makna dari kalimat dalam bahasa Sansekerta tersebut adalah seribu sungai, satu samudra.
Maksudnya, sekalipun dari berbagai macam sekolah, pun pada akhirnya antarpelajar hanyalah sesama pelajar juga.
Total terdapat 2.000 nasi bungkus dan 3.000 susu yang dibagikan di sebelas titik yaitu Alun-alun utara, Tugu Yogyakarta, Pingit, Stasiun Tugu, Malioboro, Jokteng Kulon, Abu Bakar Ali, Dongkelan, Ngabean, Ngasem, dan Lempuyangan. (tribunjogja.com)
Sumber : http://www.tribunnews.com/
Luar Biasa !! Para Siswa SMA Yogyakarta Rayakan Kelulusan dengan Hal ini...
4/
5
Oleh
Unknown